Rabu, 13 November 2013

Turbulensi Pada Pesawat Terbang

Turbulensi adalah sebuah keadaan yang
ditandai ketidakstabilan (disorder) dan
keacakan (randomness) pergerakan di
setiap skalanya. Turbulensi menarik
komponen-komponen yang dipengaruhinya
ke arah tertentu dan kemudian melepasnya
secara tiba-tiba. Timbullah guncangan.
Wilayah turbulensi ini dipengaruhi oleh apa
yang dinamakan dengan downdraft
(gerakan massa udara ke bawah).
Turbulensi banyak sekali jenisnya.
Turbulensi atau turbulence adalah gerakan
tidak beraturan atau berputar tidak
beraturan akibat perbedaan tekanan udara
atau perbedaan temperatur udara.
-> Ada mechanical turbulence
karena gesekan angin
dengan bangunan atau
gunung, dll.
-> Ada wake turbulence yang
disebabkan oleh gerakan
manuver pesawat.
Semakin besar pesawat,
semakin besar juga efek
wake turbulence-nya.
Biasanya kalo ada pesawat
kecil terbang di
belakangnya bisa terkena
efek bergoyang-goyang
bhkan bisa terhempas.
-> Ada juga Convection
Turbulence akibat udara
panas yang mengalir ke
atas sebagai akibat
perbedaan temperatur.
Inversion turbulence,
perubahan arah angin
(berbalik) karena
perubahan temperatur.
Frontal turbulence
perubahan arah angin
karena arah angin
horizontal mendadak
karena perbedaan tekanan.
-> Terakhir adalah clear air
turbulence (CAT) karena
fenomena alam, disebut
juga atau termasuk dari
jenis jet stream.
Jet stream sendiri adalah arus angin
berkecepatan tinggi (bisa lebih dari 150
knot = > 277 Km/jam) yang terjadi di
lapisan atmosfir bagian atas yang sangat
tinggi (high altitude), di atas 30.000 ft.
Para pilot di seluruh dunia paling takut
sama yang namanya clear air turbulence,
sama halnya dengan jetstream, karena
tidak bisa diprediksi dan tidak bisa
dideteksi oleh radar cuaca. Makanya para
penerbang di airline setelah mendapat
ATPL (Airline Transport Pilot Licence) akan
mengikuti suatu training untuk
mngantisipasi kejadian tersebut, nama
trainingnya adalah Windshear Training.
Penyebab :
1. Suhu – Pemanasan dari matahari
menyebabkan masa udara panas naik
dan sebaliknya masa udara dingin
turun, turbulensi jenis ini sering
disebut dengan ”turbulensi thermis”
2. Jet stream – Pergerakan yang sangat
cepat arus udara pada level ketinggian
yang tinggi, dan mempengaruhi udara
disekitarnya.
3. Pegunungan – Massa udara yang
melewati pegunungan dan
mengakibatkan turbulensi pada saat
pesawat terbang diatasnya pada sisi
yang lain. Turbulensi jenis ini sering
disebut dengan “turbulensi mekanis”
4. Wake turbulence – Turbulensi yang
terjadi karena dekat dengan
permukaan yang dilewati pesawat atau
helikopter
Berikut ini tiga tipe turbulensi pada
pesawat terbang seperti yang dikutip dari
salah satu situs :
1. Turbulensi Selama Badai
Pola cuaca konvektif atau badai menurut
pilot dan ahli meteorologi merupakan satu-
satunya turbulensi yang dapat dilihat. Arus
naik dan turun yang kuat di pusat badai
dapat mendorong pesawat ke atas atau
turun sebanyak 6.000 kaki. Dengan kondisi
seperti itu tidak bisa dilalui, disarankan
menjauh dari badai.
Turbulensi terburuk terjadi di tengah badai,
biasanya antara 12.000 sampai 20.000
kaki. Badai dan turbulensi dapat meningkat
setinggi 50.000 kaki, jauh di atas batas
tertinggi pesawat yakni antara 30.000
sampai 40.000 kaki. Prakiraan cuaca, radar,
dan laporan terkini dari bandara dan
pesawat lain dapat membantu pilot
mengarahkan pesawat dengan jelas pada
cuaca terburuk.
Cuaca buruk bukanlah unsur paling
berbahaya dalam penerbangan yang
melewati badai. Bencana ini mendatangkan
bahaya lain, seperti petir dan hujan batu es
yang dapat memecah jendela kokpit atau
merusak mesin.
2. Turbulensi di Gunung
Saat angin kencang bertiup mengarah ke
pegunungan, udara mengalir dari puncak
gunung menghasilkan turbulensi dalam
bentuk gelombang saat mencapai sisi lain
gunung. Proses ini sama seperti gelombang
laut yang memecah pada sisi karang yang
terendam.
Turbulensi ini tidak dapat terlihat jelas.
Pilot dapat mengantisipasi "gelombang
gunung" saat mereka terbang di atas
gunung. Para pilot seharusnya sudah paham
dengan potensi bahaya ini. Saat kondisi
pesawat aman dari gelombang gunung, ada
peringatan lain yakni "gelombang awan"
lenticular.
3. Turbulensi Tak Terduga
Jenis paling berbahaya dari turbulensi yakni
Clear Air Turbulence (CAT). Turbulensi ini
tidak terlihat dan datang tanpa diduga.
Ancaman ini bisa menimpa kapan saja
selama penerbangan.
Salah satu penyebab utama CAT yakni
batas antara aliran jet dan gerakan udara
yang lambat berdekatan dengan pesawat.
Batas tidak terlihat ini memberikan kejutan.
Ancaman terberat mengarah pada
penumpang yang melepas sabuk pengaman
saat pesawat melintasi area ini.
Tanggungjawab terhadap penumpang
merupakan kunci untuk keselamatan saat
pesawat terkena turbulensi, khususnya
turbulensi yang datang tanpa diduga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar